Asslamu Alaikum Wr.Wb. SELMAT DATANG DI BLOG yang sederhana ini, semoga bermanfaat..

Senin, 22 Agustus 2011

Dosa Yang Dianggap biasa

Syirik

Syirik atau menyekutukan Allah sesuatu yang amat diharamkan dan secara mutlak merupakan dosa yang paling besar. Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Abu Bakrah, bahwasanya Rasulullah saw bersabda,
"Maukah aku kabarkan kepada kalian tentang dosa besar yang paling besar (3x)?" mereka berkata, "Ya, wahai Rasulullah !" Beliau bersabda , "Menyekutukan Allah"
Setiap dosa berkemungkinan diampuni oleh Allah swt, Kecuali dosa syirik, ia memerlukan tobat khusus, Allah berfirman,
"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik dan Dia mengampuni segala dosa selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya " (An-Nisa : 48)

Diantara macam syirik adalah syirik besar. Syirik ini menjadi penyebab keluarnya seseorang dari agama Islam dan orang yang bersangkutan jika meninggal dalam keadaan demikian, akan kekal di dalam neraka.

Diantara kenyataan syirik yang umum terjadi di sebagian besar negara-negara Islam adalah :

Menyembah Kuburan 
Yakni kepercayaan bahwa para wali yang telah meninggal dunia bisa memenuhi hajat dan bisa membebaskan manusia dari berbagai kesulitan. karena kepercayaan ini, mereka lalu meminta pertolongan dan bantuan kepada para wali yang telah meninggal dunia. Padahal Allah swt berfirman :

"Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia" (Al-Isra :23)

Termasuk dalam kategori menyembah kuburan adalah memohon kepada orang-orang yang telah meninggal, baik para nabi, orang-orang shalih atau lainnya untuk mendapatkan syafa'at atau melepaskan diri dari berbagai kesulitan hidup. Padahal Allah berfirman :

"Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi ? Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain) ?" (An-Naml : 62)

sebagian mereka, bahkan membiasakan dan membudayakan bahwa menyebut nama syaikh atau wali tertentu, baik dalam keadaan berdiri, duduk, ketika melakukan suatu kesalahan, dalam setiap situasi sulit, ketika ditimpa petaka, musibah atau kesukaran hidup. Diantaranya ada yang menyeru, "Wahai Muhammad". Ada lagi menyebut, "Wahai Ali." Yang lain lagi menyebut, "Wahai Jailani." Kemudian ada yang menyebut, "Wahai Syadzali." Dan yang lain menyebut, "Wahai Rifa'i". dan masih banyak lagi. Padahal Allah telah menegaskan,

"Sesungguhnya orang-orang yang kamu seru selain Allah itu adalah makhluk (yang lemah) yang serupa juga dengan kamu." (Al-A'raf : 194)

sebagian penyembah kuburan ada yang mengelilingi kuburan tersebut, mencium setiap sudutnya, lalu mengusapkannya ke bagian-bagian tubuhnya. Mereka juga menciumi pintu kuburan tersebut dan melumur wajahnya dengan tanah dan debu kuburan. Bahkan ada yang bersujud ketika melihatnya, berdiri di depannya dengan penuh khusyu', merendahkan dan menghinakan diri seraya mengajukan permintaan dan memohon hajat mereka. Ada yang meminta sembuh dari sakit, mendapatkan keturunan, digampangkan urusannya dan tak jarang diantara mereka menyeru, "Ya Sayyidi, aku datang kepadamu dari negeri yang jauh, maka janganlah engkau kecewakan aku." Padahal Allah swt berfirman :

"Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang menyembah sesembahan-sesembahan selain Allah yang tiada dapat memperkenankan (doa)nya sampai Hari Kiamat dan mereka lalai dari (memperhatikan) doa mereka ?" (Al-Ahqaf : 5)

Nabi saw bersabda :

"Barang siapa mati dalam keadaan menyembah sesembahan selain Allah, niscaya akan masuk neraka"

Sebagian mereka mencuku rambutnya di pekuburan, sebagian lainnya membawa buku yang berujudul "Manasikul Hajjil Masyahid" (tata cara ibadah kuburan keramat), yang mereka maksudkan dengan masyahid adalah kuburan para wali. Sebagian mereka mempercayai bahwa para wali itu mempunyai kewenangan mengatur alam semesta, dan mereka bisa memberi madharat atau manfaat. Padahal Allah berfirman :

"Jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya, kecuali Dia. Dan jika Allah menhendaki kebaikan bagi kamu, maka tak ada yang dapat menolak karunia-Nya" (Yunus : 107)

Termasuk syirik adalah bernadzar untuk selain Allah, seperti yang dilakukan oleh sebagian orang dengan bernadzar memberi lilin dan lampu untuk para ahli kubur.

"Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmudan berkorbanlah" (Al-Kautsar : 2)

Maksudnya, berkurbanlah hanya untuk Allah dan atas Nama-Nya. Rasulullah saw bersabda :

"Allah melaknat orang yang menyembelih untuk selain Allah."
Pada binatang sembelihan itu terdapat dua hal yang diharamkan. Pertama, penyembelihannya untuk selain Allah dan kedua, penyembelihannya dengan atas nama selain Allah. keduanya menjadikan daging binatang sembelihan itu tidak boleh dimakan. Dan termasuk penyembelihan jahiliyah- yang terkenal di zaman kita saat ini- adalah menyembelih untuk jin. Yaitu manakala membeli rumah atau membangunnya atau ketika menggali sumur mereka menyembelih di tempat tersebut atau di depan pintu gerbangnya, sebagai sembelihan sesajen karena takut gangguan jin.

Diantara contoh syirik besar- dan hal ini umum dilakukan - adalah menghalalkan apa yang diharamkan oleh Allah atau sebaliknya. Atau kepercayaan bahwa seseorang memiliki hak dalam masalah tersebut, padahal Allah swt yang berhak. Atau berhukum kepada perundang-undangan jahiliyah secara sukarela dan atas kemauannya, seraya menghalalkannya dan meyakini bahwa hal itu dibolehkan. Allah menyebutkan kufur besar ini dalam firman-Nya,

"Mereka menjadikan orang-orang alim dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah." (At-Taubah : 31)
Ketka Adi bin Hatim mendengar ayat tersebut dibaca oleh Rasulullah saw ia berkata, "Orang-orang tidak menyembah mereka." Rasulullah saw dengan tegas bersabda ,
"Benar, tetapi mereka (orang-orang alim dan para rahib itu) menghalalkan untuk mereka apa yang diharamkan oleh Allah, sehingga mereka menganggapnya halal. Dan mengharamkan atas mereka apa yang dhalalkan oleh Allah, sehingga mereka menganggapnya haram. Itulah bentuk ibadah mereka kepada orang-orang alim dan para rahib tersebut."

Allah menjelaskan, di antara sifat orang-orang musyrik adalah sebagaimana firman-Nya,

"Dan mereka tidak mengharamkan apa yang telah diharamkan oleh Allah dan RasulNya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah)." (At-Taubah : 29).

"Katakanlah, 'Terangkanlah kepadaku tetang rizki yang diturunkan Allah kepadamu, lalu jadikan sebagiannya haram dan (sebagiannya) halal. 'Katakanlah, 'Apakah Allah telah memberikan izin kepadamu (tentang ini) atau kamu mengada-adakan saja terhadap Allah ?" (Yunus : 59)

Termasuk syirik yang banyak terjadi adalah sihir, perdukunan, dan ramalan. Sihir, termasuk perbuatan kufur dan termasuk salah satu dari tujuh dosa besar yang menyebabkan kebinasaan. Sihir hanya mendatangkan bahaya dan sama sekali tidak bermanfaat bagi manusia. Allah berfirman,

"Dan mereka mempelajari sesuatu yang memberi madharat kepadanya dan tidak memberi manfaat." (Al-Baqarah : 102)
"Dan tidak akan menang tukan sihir itu, dari mana saja ia datang." (Thaha : 69)
Orang yang mengerjakan sihir adalah kafir. Allah berfirman,
"Padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya setan-setan itulah kafir (mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri babil yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorang pun sebelum mengatakan, 'Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir." (Al-Baqarah : 102)

Hukuman bagi tukang sihir adalah dibunuh, pekerjaannya haram dan jahat. Orang-orang bodoh, sesat dan lemah iman pergi kepada para tukang sihir untuk berbuat jahat kepada orang lain atau untuk membalas dendam kepada mereka. Di antara manusia ada yang melakukan perbuatan haram dengan mendatangi tukang sihir dan memohon pertolongan padanya agar terbebas dari pengaruh sihir yang menimpanya. Padahal seharusnya ia mengadu dan kembali kepada Allah, memohon kesembuhan dengan kalamNya, seperti dengan
Al-Mu'awwidzat (Surat Al-Ikhlas, al-Falaq dan an-Nas) dan sebagainya.

Dukun dan tukang ramal, keduanya juga kafir jika mengklaim dirinya mengetahui hal-hal ghaib. karena tidak ada yang mengetahui hal-hal yang ghaib selain hanya Allah.

Para dukun dan tukang ramal itu memanfaatkan kelengahan orang-orang awam (yang minta pertolongan padanya) untuk mengeruk uang mereka sebanyak-banyaknya. mereka menggunakan banyak sarana untuk perbuatannya tersebut. di antaranya dengan membuat garis di pasir, memukul rumah siput, membaca garis telapak tangan, cangkir, bola kaca, cermin dan lain-lain.

Jika sekali waktu mereka benar, maka sembilan puluh sembilan kalinya hanyalah dusta belaka. Tetapi tetap saja orang-orang dungu tidak mengingat, kecuali waktu yang sekali itu saja. Maka mereka pergi kepada para dukun dan tukang ramal untuk mengetahui nasib mereka di masa depan, apakah akan bahagia atau sengsara, baik dalam hal pernikahan, perdagangan, mencari barang-barang yang hilang atau yang semisalnya.

Hukum orang yang mendatangi tukang ramal atau dukun, jika mempercayai terhadap apa yang dikatakannya adalah kafir, keluar dari agama Islam. Rasulullah saw bersabda,
"Barang siapa mendatangi dukun atau tukang ramal, lalu membenarkan apa yang dikatakannya, sungguh dia telah kufur terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad"
"Barang siapa mendatangi tukang ramal, lalu ia menanyakan padanya tentang sesuatu, maka tidak diterima shalatnya selama empat puluh malam."

Ini masih pula harus dibarengi dengan tetap mendirikan shalat (wajib) dan bertaubat atasnya.

0 komentar: